
Tahun 1994, seorang pria bernama Jeff Bezos duduk di depan komputer kantornya. Di usianya yang masih muda, ia memiliki pekerjaan yang sangat nyaman di hedge fund D. E. Shaw—dengan gaji tinggi dan masa depan terjamin. Namun, di sisi lain, ia memiliki ide “gila”: membangun toko buku online di era ketika internet masih sesuatu yang baru dan belum terbukti secara komersial.
Jeff tahu bahwa keputusan ini sangat berisiko. Bagaimana jika ia gagal? Bagaimana jika ia meninggalkan pekerjaannya yang nyaman hanya untuk melihat idenya hancur? Bagaimana jika tidak ada yang tertarik membeli buku secara online?
Ia menghadapi keraguan terbesar dalam hidupnya—dan di sinilah ia ternyata menerapkan prinsip yang sangat mirip dengan ajaran Tony Robbins, bahkan sebelum ia mengenalnya. Anda mungkin bertanya-tanya, apa yang membuat Jeff Bezos akhirnya berani mengambil langkah besar dan mendirikan Amazon, perusahaan yang kini bernilai triliunan dolar? Dan bagaimana kita bisa memetik pelajaran yang sama?
1. The Regret Minimization Framework: Versi Jeff Bezos dari The Dickens Process
Salah satu teknik utama Tony Robbins adalah The Dickens Process, yaitu proses membayangkan hidup kita di masa depan jika kita tetap takut bertindak. Bezos, secara tak sadar, menggunakan prinsip yang sama namun dengan istilah berbeda: “Regret Minimization Framework.”
Ketika ia mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaannya atau tidak, Jeff bertanya pada dirinya sendiri:
“Jika saya melihat ke belakang saat saya berusia 80 tahun, apakah saya akan menyesali keputusan ini?”
Jawabannya? Ya. Ia sadar bahwa jika ia tidak mencoba membangun Amazon, ia akan selalu dihantui pertanyaan “Bagaimana jika?”. Bahkan jika gagal, setidaknya ia telah mencoba.
Apa pelajaran untuk Anda?
Jika Anda ragu-ragu melakukan sesuatu, tanyakan pada diri sendiri: Jika saya tidak mencoba sekarang, apakah saya akan menyesal di masa depan?
Jika gagal, Anda tetap belajar sesuatu yang berharga.
Terkadang lebih baik mencoba dan gagal, daripada tidak pernah mencoba sama sekali.
Keputusan Jeff pun menjadi jelas: Ia harus mencoba. Jika ingin membaca lebih lanjut mengenai ini, klik link berikut
Bagaimana membuat keputusan sulit
2. Massive Action: Bergerak Sebelum Siap
Tony Robbins selalu menekankan pentingnya Massive Action—bertindak tanpa menunggu momen “sempurna.” Bezos memahami hal ini dengan sangat baik.
Apa yang ia lakukan?
Dalam beberapa minggu setelah mengambil keputusan, ia keluar dari pekerjaannya di D. E. Shaw.
Ia meminjam mobil orang tuanya dan mengubah garasi rumah menjadi kantor Amazon pertama.
Ia tidak menunggu modal atau investor besar; ia langsung membangun website, mencari pemasok buku, dan mulai menjual.
Banyak orang menunda karena menunggu kesempurnaan, tapi Bezos mengerti satu hal penting:
“Kita tidak bisa menunggu semua jawaban sebelum memulai. Kita harus memulai, baru belajar sambil jalan.”
Pelajaran untuk Anda:
Jangan tunggu “waktu yang tepat.” Waktu terbaik untuk mulai adalah sekarang.
Ambil satu langkah pertama meski kecil.
Jangan berpikir terlalu jauh ke depan—fokus pada apa yang bisa dilakukan hari ini.
3. Burn the Boats: Tidak Ada Jalan Kembali
Tony Robbins mengajarkan konsep “Burn the Boats,” artinya membuat keputusan tanpa jalan mundur. Inilah yang dilakukan Bezos dengan meninggalkan pekerjaan stabilnya.
Begitu ia keluar dari D. E. Shaw:
Tidak ada jalan kembali.
Ia menggunakan sebagian besar tabungan pribadinya untuk membangun Amazon.
Ia bahkan meyakinkan orang tuanya untuk menginvestasikan hampir seluruh tabungan pensiun mereka ke dalam Amazon!
Apakah ia takut? Tentu. Tetapi dengan “membakar jembatan,” ia memaksa dirinya untuk fokus maju dan tidak punya pilihan selain sukses.
Apa pelajaran untuk Anda?
Jangan beri diri Anda terlalu banyak opsi untuk mundur.
Jika ingin sukses, buatlah keputusan yang menuntut Anda memberi komitmen penuh.
Investasikan sesuatu yang penting (waktu, uang, reputasi) agar Anda terdorong untuk terus maju.
4. Mengontrol Emosi dengan State Management
Seperti yang diajarkan Tony Robbins, emosi dapat dikelola lewat cara berpikir, bahasa tubuh, dan fokus. Bezos menghadapi tahun-tahun awal Amazon yang penuh tantangan:
Amazon tidak langsung menguntungkan.
Investor meragukan model bisnisnya.
Ia mengalami banyak kegagalan, termasuk kehilangan dana dalam jumlah besar.
Namun, ia tidak membiarkan emosinya menguasai dirinya.
Apa yang ia lakukan?
Tetap fokus pada visi jangka panjang: membangun sesuatu yang besar, bukan sekadar bisnis kecil.
Tetap tenang di bawah tekanan; tidak panik saat Amazon belum untung di awal.
Mengubah rasa takut menjadi rasa ingin tahu: “Bagaimana cara memperbaiki ini? Bagaimana belajar dari kesalahan?”
Pelajaran untuk Anda?
Jangan panik saat menghadapi rintangan—tetap tenang dan cari solusi.
Ubah pertanyaan dalam pikiran Anda: dari “Bagaimana jika saya gagal?” menjadi “Bagaimana jika saya berhasil?”
Ingat bahwa kesuksesan besar butuh waktu, kesabaran, dan ketekunan.
5. Proximity is Power: Kelilingi Diri dengan Orang Hebat
Tony Robbins sering mengatakan:
“The quality of your life is a direct reflection of the expectations of your peer group.”
Jeff Bezos tahu ia tak bisa membangun Amazon sendirian. Ia memerlukan tim hebat di sekelilingnya.
Apa yang ia lakukan?
Mencari dan merekrut orang-orang terbaik di bidang teknologi dan bisnis.
Belajar dari mentor dan investor berpengalaman.
Selalu mencari orang yang lebih pintar darinya untuk bergabung dalam tim.
Pelajaran untuk Anda?
Jangan coba sukses sendirian. Temukan mentor, komunitas, atau tim yang bisa mendukung Anda.
Berada di lingkungan orang-orang sukses akan menaikkan standar dan harapan Anda.
Jika ingin terus berkembang, kelilingi diri dengan orang-orang berpikir besar.
Jika Jeff Bezos membiarkan ketakutan dan keraguan menahannya, Amazon tidak akan pernah ada. Namun, dengan prinsip yang sejalan dengan ajaran Tony Robbins, ia berani mengambil keputusan besar dan membangun perusahaan yang kini bernilai lebih dari 1 triliun dolar.
Pelajaran untuk Anda:
1. Gunakan “Regret Minimization Framework” untuk membuat keputusan besar.
2. Ambil tindakan segera—jangan tunggu waktu sempurna.
3. Buang opsi untuk mundur—berkomitmen penuh pada tujuan Anda.
4. Kelola emosi dan tetap tenang di bawah tekanan.
5. Kelilingi diri dengan orang-orang hebat yang mendorong Anda maju.
“The only thing that’s keeping you from getting what you want is the story you keep telling yourself about why you can’t have it.”
-Tony Robbins